Senin, 28 April 2008

(Dari Jawa Pos Online)

Kamis, 24 Apr 2008,Wujudkan Kolaborasi dengan EP

Kolaborasi adalah salah satu cara memvariasikan karya bagi musisi. Bahkan, hasrat untuk memadukan karya dengan musisi lain kadang tak cukup hanya dituangkan dalam satu lagu. Trio hip-hop asal Jakarta, Soul ID, mengalami hal itu. Sebagai solusi, mereka merilis mini album bertajuk The Collusion.

Lantas, siapa partner kolaborasi Soul ID? Jawabannya adalah Dmust Akira. Nama penyanyi hip-hop itu memang belum pernah terdengar. Sebab, sebenarnya dia adalah penyiar salah satu radio swasta di Jakarta.

Ide kolaborasi itu berawal ketika Drusteelo, MissJaydee, dan Tabib Qiu diundang untuk wawancara di radio tempat kerja Dmust Akira. Awalnya, mereka hanya ngobrol tentang musik. "Tapi, setelah ngobrol panjang lebar, kayaknya asyik juga kalau kita kerja bareng," ujar Dmust Akira.

Kemudian, The Collusion pun digarap. Mini album tersebut berisi delapan track. Tiga track masing-masing berjudul Maukah, Jangan Lagi, dan L.O.V.E, sedangkan empat track merupakan nomor instrumental. Satu track lainnya adalah versi remix lagu Jangan Lagi.

Pemilihan format 50:50 untuk komposisi track dan lagu instrumental bukan tanpa alasan. Menurut Soul ID, hal itu berasal dari tuntutan para penggemar. "Soalnya, mulai banyak penggemar yang minta instrumen aja dari album-album kami. Akhirnya, kami putuskan meluncurkan album dengan format ini," ujar Drusteelo.

Mengapa memilih mini album? Soul ID mengakui hal itu sebagai cara untuk menghadapi pasar yang sangat pemilih. Mereka ingin menghadirkan alternatif lain. Harga jual mini album jauh lebih murah daripada full album sehingga akan lebih mudah dipasarkan.

Seperti rilisan Soul ID sebelumnya, Jiwa Raga (2007), The Collusion tetap berada di bawah naungan Rizky Rekordz. Namun, kali ini urusan pemasaran dipegang sendiri oleh Soul ID dan Rizky Rekordz. Itu tidak seperti rilisan sebelumnya, yang titip edar pada major label.

Untuk itu, lagi-lagi perlakuan tidak enak major label yang jadi penyebab. Soul ID mengaku sedikit keberatan dengan perlakuan tebar benih yang mereka terapkan. Major label lebih memperhatikan artis yang penjualan albumnya lebih menguntungkan.

Akhirnya, mereka memutuskan untuk mundur dan mengedarkan album dengan sistem perang gerilya. Jika datang ke music store yang belum menjual albumnya, Soul ID langsung menawari untuk bekerja sama. (aul/rum)

Kamis, 17 April 2008

MEMAKNAI “MENANG”

Kalau aku inginkan sesuatu, maka sudah siapkah aku kalo diberikan yang tidak aku inginkan?
Kalau aku mengaharap sesuatu, maka sudah siapkah aku kalo diberikan yang tidak aku harapkan?
Kalau aku diunggulkan oleh sekelompok orang, maka sudah siapkah aku kalo ternyata tidak unggul?
Kalo aku dicalonkan oleh sekelompok orang, maka sudah siapkah aku kalo ternyata tidak terpilih?

Kalimat-kalimat diatas yang menghampiri bathin di pagi tadi sesaat setelah selesai sarapan di warteg langganan deket Rizky Studio. Menjadi terbuka dan dimengerti sekarang kenapa aku pernah bilang kemarin sore aku bilang “Dru, gw deg-degan man?”.
Dru balik tanya, “kenapa emang?”. aku jawab se-‘ngalir’-nya, “Entar menang man!!”
Dru ketawa dan aku juga. Mungkin itu sekilas cuma becaandaan. Tapi sekarang aku ngerti dibalik candaan itu Tuhan seperti mengingatkan kalo MENANG bukan hanya berarti mendapatkan award/penghargaan tapi lebih kepada “sejauh mana kemampuan kamu untuk ‘menerima’ semua kenyataan yang ada”. Memang setiap pe-nominasi-an akan dipilih satu yang terpilih dan yang lainnya tidak terpilih,secara lahir mungkin yang terpillih ‘menang’ dalam penominasian itu dan sebaliknya yang ga terpilih berarti ‘kalah’.

Ga tau kenapa aku seperti dikasi Tuhan pengertian (pakaian), pada saat aku di kondisi lahir-nya kalah, aku juga pemenang, kalau aku bisa menerima “kekalahan” lahir itu dengan nol atau tidak merasa apa-apa… tidak merasa kecewa, sedih, dsb. Kalaupun merasa kecewa, berusaha untuk mem-pasrah-kan kenyataan itu kepada Tuhan juga bisa menjadikan ‘pemenang’. Begitu juga sebaliknya, kalau secara kondisi lahir “menang” tapi dalam menerima-nya tidak nol, dalam arti terlalu senang, sombong, merasa paling hebat, atau bahkan punya pengakuan “award ini adalah usaha keras aku dan temen2 yang membantu”… itu malah membuat aku KALAH.

Jadi menang atau kalah, lebih baik memaknai secara bathin dengan merasa nol, menerima dengan “sebaik-baik”-nya seorang hamba dengan Tuhan-nya, bukan lagi seorang nominator yang terpilih atau tidak terpilih
.

Wassalam

Rabu, 16 April 2008

L I K E

Mencari kata yang cocok untuk menghayati kehidupan ini gampang-gampang susah. Pernah ada yang nanya "hidup ini buat kak nukie itu apa sih?" pertanyaan itu datang pas aku lagi diminta untuk ngasi materi "Metode Berpikir" buat calon anggota Teater Delapan USAHID. Dan menariknya, pertanyaan itu keluar pas waktu pemberian materi tinggal 3-5 menit, jadi aku ga punya waktu banyak buat mikir lama dan ngejelasin pendapat-ku, seperti biasa aku diam bentar terus bilang... Hmmmff... aku bilang apa ya?? huehehe... lupa!!!

Mungkin udah terbiasa, untuk pertanyaan2 "sersan" kaya gitu aku suka coba tanya ke "dalam" diri, apa jawaban yang paling cocok untuk sikon saat itu. Sikon itu bisa diartikan situasi dan kondisi, termasuk sikon orang yang nanya, jadi rasanya untuk satu pertanyaan yang sama punya "struktur jawaban"-nya suka beda-beda... Mungkin terlihat ga konsisten, mungkin terdengar ga punya prinsip... hmmm, aku hanya persilahkan mereka bersenyawa dengan penilaian mereka sendiri... Dibalik itu, aku bersyukur dan mohon Tuhan memberikan rahmat-Nya agar setiap kata-kata yang keluar lewat lidah ini adalah yang sebaik2nya jalan.

Alhamdulillah, bersyukur sampai pada detik kehidupan sekarang masih diberikan kesempatan buat melakukan sesuatu yang aku suka. Tinggal berusaha focus on what i like, fokus dengan tujuan awal dari semua activities yang aku suka, dan usaha buat ga' meninggalkan konsep "kesempurnaan adalah ketiadaan abadi" (dikutip dari buku Sandi Sutasoma, karangan Anand Krishna), buatku konsep itu adalah segala tiada daya upaya untuk melakukan ibadah dan menjauhi yang tidak bernilai ibadah kecuali dengan pertolongan Allah.

Iya salah satunya, Alhamdulillah... aku masih suka belajar bagaimana berjalan di "musik" dengan Soul ID. Lingkungan ini bukan lingkungan yang pernah aku impikan sebelumnya. Sadar sepenuhnya, lingkungan ini bukan datang karena aku minta dipilihkan Tuhan sesuatu yang aku suka lalu datanglah Soul ID, lingkungan ini juga bukan datang karena keseriusan-ku sebelum-nya di musik, apa mungkin aku bisa serius kalau Tuhan ga' berikan kemampuan aku buat ngerap?? jadi kalo-pun aku masih bisa ngerap di musik ini, apa pantas lingkungan ini datang karena keseriusan usaha-ku??

LIKE = HOBBY, jadi berbahagialah dan "hadiah"kan kebahagiaan itu ke YANG PALING PANTAS MENERIMANYA, jika kita masih punya kesempatan untuk melakukan sesuatu apa yang kita suka, apa yang menjadi hobby kita... atau bahkan sesuatu yang dulu bukan apa yang kita suka sekarang menjadi apa yang kita suka... menurutku... dari situ ("berbahagialah dan "hadiah"kan kebahagiaan itu ke YANG PALING PANTAS MENERIMANYA") mungkin kita bisa memulai mencari kata yang cocok untuk menghayati our LIFE.

Wassalam
Tabib Qiu's of Soul ID solo album. This is the 1st single taken from the Manusia 3D:Ritual album, Rizky Rekordz 2007. Produced by Drusteelo for Soulbrothaz Production. It's an Indie joint so mind da quality.

TABIB QIU - JALAN PILIHAN

or please call:

  • 2313 Management, 021 93838925 / 0812 940 2923 (Gita)