Senin, 23 Februari 2009

aku kadang belom bisa langsung paham, bagaimana sebuah "keyakinan" bisa didapatkan. Alhmdulillah rasanya, aku pelan-pelan kini mulai ngerti (belom memahami lho, hehehe), kalo keyakinan bisa didapat lewat berbagai proses, salah satu-nya lewat pintu : kepasrahan.

PASRAH dalam KBBI berarti "menyerahkan diri sepunuhnya". Pertanyaannya adalah jika kita menyerahkan "sesuatu" pasti "ada" yang menerima, atau kepada siapa kita menyerahkan diri kita?

Jika memang kita setuju dengan sebuah nasehat "saat kita kehilangan sesuatu, teman/kerabat/saudara yang meinggal atau menghadapi musibah, cobaan, kesedihan, dan hal2 yang cenderung membuat manusia bersedih, ucapkan 'Innalillahi wa inaillaihi roj'un' (maaf jika salah penulisan) yang inti artinya adalah semua datang dari Allah dan kembali kepada Allah", maka aku lebih cocok bilang bahwa kalimat itu adalah salah satu kalimat "kepasrahan".

Cuma terkadang, aku sering berusaha memahami kalimat itu pada saat2 tertentu aja, terutama ya pas denger kabar temen/sahabatr/saudara meninggal dan saat saat yang cenderung buat aku sedih...

Ak pikir sekarang, ga harus seperti itu... menurutku untuk memulai sesuatu, ga ada salahnya ak memulai dengan pemahaman itu. Merasa segala urusan yang akan dikerjakan datang dari Allah, kalo lancar atau susah adalah datang dari Allah, kadang kenpa ak terlalu takut ? toh dari awal sadar bahwa "semua"-nya datang dari Allah? termasuk berhasil atau gagal-nya pekerjaan itu. Ak rasa mulai penting, memulai sesuatu untuk "menyerahkan diri (termasuk apa yang akan kita kerjakan)" kepada Allah. Bukankah inti mengucapkan "Bismillah" (Dengan menyebut nama Allah) agar supaya yang mengucapkan bahwa apapun yang akan dikerjakan "bersama" dengan Allah ??

Scara logika, "kepasrahan" dari awal pekerjaan akan membantu seseorang untuk melakukan "kepasrahan" di akhir pekerjaan yang cenderung tidak sesuai keinginan-nya, karena "kepasrahan" itu ketrampilan, dan setiap ketrampilan perlu latihan, perlu pengulangan tindakan, agar menjadi terlatih lalu trampil... jadi pada saat diakhir pekerjaan tidak sesuai dengan keinginan sblmnya, maka tinggal diingat aja, kalo "di awal pekerjaan kan aku udah menyerahkan (berhasil atau tidak berhasil) ke Tuhan ?" jadi kalo ga sesuai dengan keinginan ya ga perlu terlalu kecewa. Kecewa si wajar, tapi kalo sudah trampil "PASRAH"-nya, segala ketidak-berhasilan bisa langsung dipahami dan disikapi dengan tenang dan senang.

Kenapa? karena, respon tenang dan senang itu akan otomatis dirasakan kalo hati sudah trampil "pasrah", karena kita sudah pernah merasa siap (sblm awal melakukan pekerjaan) jika pekerjaan ini tidak sesuai dengan keinginan. Nah, diposisi tenang dan senang inilah, posisi (waktu) yg tepat untuk introspeksi (atau mengambil hikmah) dari ketidak-berhasilan tadi.
"Jangan introspeksi diri dalam kondisi diri kita tidak nyaman atau tidak tenang" ...

pada posisi itu... proses mengambil hikmah merupakan proses "kebajikan" (BAJIK = sesuatu yang mendatangkan kebaikan). Mungkin banyak yang berfikir kebajikan itu selalu berhubungan dengan sesuatu yang mendatangkan kebaikan untuk orang2 sekitar, sedikit sekali yang tau, bahwa ketrampilan kita mengambil hikmah (dr segala kejadian yg menyedihkan atau menyenangkan) itu berarti kebajikan yang lebih utama pada diri kita. Aku ingat guru-ku pernah bilang "Jangan sering melihat keluar, lebih sering-lah lihat kedalam". Baru ak ngerti kalo, mksdnya adalah lebih sering mengambil hikmah dari segala nikmat baik yang menyenangkan juga yang menyedihkan. Bagaimana mau menyebarkan kebajikan ke orang di sekitar kita, kalau kita ga mau mengambil kebajikan buat diri kita sendiri ??

Kalo sudah membiasakan diri / trampil mengambil kebajikan untuk diri sendiri, dengan sendirinya akan merasa lebih yakin menyampaikan kebajikan tsb untuk orang yang membutuhkan, dibandingkan dengan kebajikan dari kata orang atau dari kalimat2 nasehat di buku2. Kondisi "merasa lebih yakin" itulah yang aku maksud diawal penulisan ini "sebuah keyakinan bisa didapat".

Dan itulah kenapa, ak nulis ini karena teringat dengan quote ini:
"Tidak ada anugrah Tuhan yang turun dari langit yang lebih mulia dari tiga hal : kepasrahan, kebajikan dan keyakinan" (Imam Ali Ridha)
Tabib Qiu's of Soul ID solo album. This is the 1st single taken from the Manusia 3D:Ritual album, Rizky Rekordz 2007. Produced by Drusteelo for Soulbrothaz Production. It's an Indie joint so mind da quality.

TABIB QIU - JALAN PILIHAN

or please call:

  • 2313 Management, 021 93838925 / 0812 940 2923 (Gita)